Abstract

This study aims to examine the management of assets at the Al Muttaqin Foundation LPI for its suitability with maqāṣid syarīah in its measurement using Maslahah Performance (MaP) developed by Ahmad Firdaus (2014). Research related to educational institutions' performance was conducted by Arianti (2014) on the implementation of financial management in private educational institutions. Another study was conducted by Gunanta (2012) using the Balanced Scorecard concept and Firdaus and Prianto (2012) using the Maslahah Scorecard concept. This study's results indicate that, in general, LPI Al Muttaqin has fulfilled asset collection performance based on maqaṣid sharia. This is evidenced by the scores of the six Maṣlahah Performance orientations (MaPs), which are greater than the threshold score for the assessment criteria.

Latar Belakang

Lembaga Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, tidak terkecuali dengan lembaga pendidikan Islam (LPI). Peran mulia ini harus juga disertai dengan manajemen yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam, karena ajaran Islam adalah ajaran yang komprehensif dan sesuai dengan tuntunan-Nya. Allah ta’ālā berfirman:

“…Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu. …” (Q. S. Al Maidah: 3)

Pada prakteknya LPI dalam penghimpunan harta tidak mempunyai konsep yang jelas, pengumpulan harta kebanyakan disandarkan pada sumbangan dan bantuan baik dari pemerintah maupun individu. Hal ini tentu saja memunculkan sebuah pertanyaan, adakah konsep yang bisa diterapkan yang sesuai dengan ajaran Islam dalam pengumpulan harta. Islam memandang kegiatan ekonomi adalah sesuatu yang bernilai positif5 dan tentu saja dalam pelaksanaannya harus sesuai juga dengan syariat.

Kelengkapan ajaran Islam ini terbukti dari aturan yang terkandung di dalamnya yang tidak hanya mengatur salah satu urusan dunia atau akhirat saja. Islam mengatur baik urusan dunia maupun akhirat sehingga tercapailah kesejahteraan (Perwataatmadja, 1996). Salah satu bentuk pengamalan ajaran Islam dan menjadi kunci kesuksesan adalah sifat menjaga amanah yang dicontohkan oleh Rasūlullāh ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam (Antonio, 2013).

Memakmurkan bumi dan mendukung peran manusia sebagai khalifah, Allah ta’ālā menganugerahkan harta kepada manusia. Akan tetapi, harta yang ada di tangan manusia hanyalah titipan. Manusia diamanahkan menjaga dan mengelola harta dalam rangka melaksanakan perintah Allah karena Dialah pemilik yang sebenarnya (Qal’ahji, 2011).

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengelolaan harta (wealth management) di LPI Yayasan Al Muttaqin dari sudut pandang kesesuaiannya dengan maqāṣid syarīah. Hal ini menjadi penting karena masih terbatasnya penelitian terkait dengan pengelolaan harta yang dikaitkan dengan maqāṣid syarīah, penelitian Swadjaja (2019) yang mengkaitkan pengelolaan harta para investor dengan membuat permodelan pengelolaan harta yang sesuai maqāṣid syarīah. Di sisi lain diperlukannya adanya aturan agar pengelolaan harta itu sesuai dengan ajaran Islam10 oleh karena ituFirdaus and Ismail (2014) menawarkan konsep Maṣlahah Performa (MaP) untuk diterapkan di lingkup organisasi dengan harapan organisasi tersebut menjadi organisasi yang maṣlahat. Konsep MaP diturunkan dari maqāṣid syarīah. Pengelolaan harta berlandaskan maqāṣid syarīah di lembaga pendidikan Islam menjadi penting karena nilai-nilai Islam harus menjadi satu kesatuan didalamnya.. Pengelolaan harta berlandaskan maqāṣid syarīah di lembaga pendidikan Islam menjadi penting karena nilai-nilai Islam harus menjadi satu kesatuan didalamnya. Hal inilah yang menjadi perhatian penulis dikarenakan latar belakang penulis sebagai pengelola di LPI dan banyaknya LPI yang masih dijalankan tanpa adanya visi dalam menjalankan aktivitas organisasinya berlandaskan pada nilai-nilai Islam.

Metodologi

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.11, pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti menekankan sifat realitas yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara peneliti dengan subjek yang diteliti.

Kriteria penilaian didapatkan, dengan melakukan langkah-langkah berikut ini:

  1. Mencari Range, yang didapatkan dari selisih antara skor tertinggi dengan skor terendah.
  2. Menetapkan seberapa banyak kategori yang diperlukan. Penelitian ini menetapkan dua kategori, yaitu cukup dan rendah.
  3. Mencari nilai Interval. Interval didapatkan dari Range yang dibagi dengan jumlah kategori.
  4. Mencari skor dalam kriteria penilaian. Skor kriteria penilaian merupakan selisih dari total skor tertinggi dengan Interval.
  5. Menyimpulkan hasil dari penghitungan. Dikatakan cukup apabila skor akhir lebih besar berbanding skor penilaian. Rendah jika skor akhir lebih kecil berbanding skor penilaian.

Selanjutnya, diberikan lima opsi skala dengan interpretasi :

  1. 0% - 20% = Sangat Tidak Sesuai/Sangat Tidak Puas
  2. 21% - 40% = Tidak Sesuai/Tidak Puas
  3. 41% - 60% = Ragu-Ragu
  4. 61% - 80% = Sesuai/Puas
  5. 81% - 100% = Sangat Sesuai/Sangat Puas

Setelah itu dilakukan pengaktegorian jika ≤60%, maka termasuk rendah namun bila >60% dikategorikan cukup.

Hasil dan Pembahasan

Profil Responden Internal

Responden internal seperti terlihat pada Gambar 4.2, terdiri dari 29 orang laki-laki (72,5%) dan 11 orang perempuan (27,5%).

Figure 1. Komposisi Responden Internal Berdasarkan Jenis Kelamin

Latar belakang pendidikan responden didominasi oleh lulusan S1 yaitu sebanyak 24 responden (60%). Posisi kedua adalah lulusan S2 sebanyak 8 orang (20%), ketiga dan keempat ditempati lulusan SMA/sederajat dan D1-3 masing-masing berjumlah 6 responden (15%) dan 2 responden (5%).

Figure 2. Komposisi Responden Internal Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

Responden internal memiliki latar belakang jabatan yang beragam. Guru sebanyak 10 orang (25%), Staf Tata Usaha 6 orang (15%), Kepala Tata Usaha 5 orang (12,5%), Wakil Kepala Sekolah 9 orang (22,5%), Kepala Sekolah 4 orang (10%), Staf SDM 1 orang (2,5%), Staf Keuangan LPI 1 orang (2,5%), dan Kepala Bagian 4 orang (10%).

Figure 3. Komposisi Responden Internal Berdasarkan Jabatan

Profil Responden Eksternal

Responden eksternal terdiri dari 24 laki-laki (39,3%) dan 37 perempuan (60,7%).

Figure 4. Komposisi Responden Eksternal Berdasarkan Jenis Kelamin

Sebagian besar responden memiliki latar belakang pendidikan S1 dengan jumlah 33 responden (54,1%). Kemudian setelahnya adalah SMA/sederajat dengan jumlah 16 responden (26,2%), D1-3 sebanyak 11 responden (18%), dan S2 sebanyak 1 responden (2%).

Figure 5. Komposisi Responden Eksternal Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

Berdasarkan penghasilan per bulan, mayoritas responden adalah responden dengan penghasilan di atas 5 juta rupiah per bulan, yaitu sebanyak 28 responden (46%).

Figure 6. Komposisi Responden Eksternal Berdasarkan Penghasilan Per Bulan

Berdasarkan uji validitas (n = 30, α = 0,05, r table = 0,3061). Selanjutnya, item yang valid diujikan kembali ke dalam uji reliabilitas dengan hasil sebagai berikut:

Cronbach Alpha N of Items
.977 57
Table 1. Hasil Uji Realibilitas

Instrumen dapat dikatakan reliabel dikarenakan nilai koefisien Cronbachis Alpha di atas 0,6 (Pramesti, 2014).

Orientasi Ibadah

Hasil perhitungan rating scale berdasarkan persentase skor skala likert per item untuk orientasi ibadah dapat dilihat pada tabel berikut :

No Orientasi Ibadah Skor (%) Kesimpulan Rata-rata (%)
Intrepretasi Skala Likert Kriteria Penilaian
1 Item A13 95,5 Sangat sesuai Cukup 91,7
2 Item A21 95,0 Sangat sesuai Cukup
3 Item A22 94,0 Sangat sesuai Cukup
4 Item A23 88,5 Sangat sesuai Cukup
5 Item A31 85,5 Sangat sesuai Cukup
Table 2. Skor Penilaian Orientasi Ibadah

Variabel orientasi ibadah kinerja penghimpunan harta, ada 5 item yang diteliti dengan 5 opsi skor dengan nilai tertinggi yaitu 5 dan terendah adalah 1. Dengan demikian, total tertinggi adalah 5 x 5 = 25 (100%). Total skor terendah adalah 5 x 1 = 5 (20%). Maka didapatkan selisih antara nilai tertinggi dengan nilai terendah adalah 80%. Maka didapatkan Intervalnya yaitu 80% : 2 = 40%. Langkah selanjutnya adalah menentukan Kriteria Penilaian. Kriteria Penilaian didapat dari selisih antara persentase skor tertinggi dengan Interval. Diperoleh nilai Kriteria Penilaian sebesar 60%. Kategori Cukup bila skor lebih besar dari 60% dan Kategori Kurang jika skor lebih kecil dari 60%.

Berdasarkan konsep Maslahah Performa (MaP) yang dikembangkan Firdaus et al. (2014), orientasi ibadah dalam sebuah organisasi terpenuhi jika unsur aqidah, syariah, dan akhlak yang berlandaskan nilai-nilai Islam menjadi dasar bagi aktifitas organisasi tersebut dalam berinteraksi dengan Allah dan pemangku kepentingan serta lingkungan.

Dikarenakan semua kriteria orientasi ibadah telah terpenuhi, maka orientasi ibadah dalam penghimpunan harta pun terpenuhi. Pernyataan ini dapat dibuktikan berdasarkan skor orientasi ibadah sebesar 91,7%. Skor ini lebih dari skor batas kriteria penilaian yaitu 60%. Artinya, LPI Al Muttaqin telah cukup menjalankan orientasi ibadah dalam rangka mengumpulkan harta. Dari keenam pernyataan yang menjadi penilaian pada orientasi ibadah, nilai terbaik didapatkan dari item aqidah sebesar 96%. Sementara nilai 86% didapatkan oleh item akhlak yang menjadikannya skor paling rendah.

Orientasi Proses Internal

Hasil perhitungan rating scale berdasarkan persentase skor skala likert per item untuk proses internal dapat dilihat pada tabel berikut:

No Orientasi Proses Internal Skor (%) Kesimpulan Rata-rata (%)
Intrepretasi Skala Likert Kriteria Penilaian
1 Item B11 90,5 Sangat sesuai Cukup 82,6
2 Item B12 81 Sangat sesuai Cukup
3 Item B13 86 Sangat sesuai Cukup
4 Item B21 80,5 Sangat sesuai Cukup
5 Item B22 80,5 Sangat sesuai Cukup
6 Item B23 85,5 Sangat sesuai Cukup
7 Item B24 74,5 Sesuai Cukup
Table 3. Skor Penilaian Orientasi Proses Internal

Sumber : Pengolahan dari angket penelitian

Variabel orientasi proses internal kinerja penghimpunan harta ada 7 item yang diteliti dengan 5 opsi skor. 5 adalah skor tertinggi dan 1 adalah skor terendah. Dengan demikian, skor tertinggi totalnya adalah 7 x 5 = 35 (100%). Total skor terendah adalah 7 x 1 = 7 (20%). Maka didapatkan selisih antara nilai tertinggi dengan nilai terendah adalah 80%.

Sistem kerja dan proses kerja di LPI Al Muttaqin bisa dilihat di Figure 7. Sistem ini hampir sama dengan sistem kerja dan proses kerja MaP. Maqāṣid Syāriah menjadi pijakan utama penyusunan desain sistem kerja dan proses kerja. Organisasi bergerak berdasarkan persyaratan pemangku kepentingan yang sejalan dengan maqaṣid syariah. Guna menjaga supaya Lembaga tetap berjalan di atas Syariah, LPI Al Muttaqin belum mempunyai bagian Shariah Complient sebagaimana yang tercantum dalam disain kerja MaP. Namun demikian, saat ini LPI mempunyai Tim Pengendali Mutu (TPM) yang bertugas menjaga mutu Lembaga dan juga menjaga aktivitas Lembaga supaya tidak melenceng dari aturan Syariat. Tim Pengendali Mutu terdiri dari para Kepala Bagian (Kepala Bagian Pengendali Mutu, Kepala Bagian Keuangan, dan Kepala Bagian SDM) ditambah Kepala Unit (Kepala Sekolah, Kepala TPA, dan Kepala Pesantren).

Figure 7. Sistem Kerja dan Proses Kerja LPI Yayasan Al Muttaqin

Berdasarkan penilaian pegawai, Lembaga telah memenuhi orientasi proses internal baik proses inti maupun proses pendukung. Dalam memenuhi proses inti, Lembaga menyediakan ruangan kelas yang memadai sesuai dengan jumlah siswa sehingga kegiatan belajar dan mengajar bisa berjalan dengan baik. Supaya menghasilkan lulusan yang ṣaleh, LPI Al Muttaqin mengadakan program MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa) secara rutin yang wajib dihadiri oleh seluruh siswa (khususnya siswa SD, SMP, SMA, dan Pesantren). Acara MABIT ini diisi dengan kajian tausiyah, tadārus Alquran dan qiyāmullail (shalat tahajjud).

Sementara itu, responden menilai bahwa pegawai di LPI Al Muttaqin adalah pegawai yang mempunyai kompetensi sesuai bidang nya. Pada saat ini persyaratan menjadi guru di LPI Al Muttaqin minimal berpendidikan S1. Guna mendukung kegiatan inti, lembaga mensyaratkan setiap calon pegawai harus melalui tahapan yang agak ketat sehingga muncul dari proses tahapan penerimaan pegawai baru, mendapatkan pegawai yang punya kualitas yang paham akan visi dan misi lembaga. Mengingat akan pentingnya melakukan seleksi pegawai agar menghasilkan tenaga kerja yang jujur dan terampil dalam bekerja. Kedua kriteria ini yaitu jujur dan cakap bekerja jangan dipisahkan satu dengan lainnya.

Pegawai di LPI Al Muttaqin dipersyaratkan bisa membaca dan menulis Alquran dan menguasai wawasan keislaman. Tidak jauh berbeda dengan proses rekrutmen pegawai, proses rekrutmen siswa di Lembaga ini juga cukup selektif. Sebagai contoh, untuk bisa diterima di SMP Al Muttaqin dan SMA Al Muttaqin, calon siswa disyaratkan harus sudah bisa membaca dan menulis Alquran secara baik dan benar.

Hasil perhitungan skala likert pada orientasi proses internal dengan skor 82.6% yang lebih besar dari 60%. Artinya, dalam proses penghimpunan harta, Lembaga telah memenuhi orientasi proses internal dengan kategori cukup terpenuhi. Di antara ketujuh item yang dijadikan indikator dalam penilaian orientasi proses internal, item ruangan kelas menempati nilai terbesar dengan skor 91%. Sementara itu, penyediaan dan pembaharuan buku teks dan referensi di perpustakaan harus mendapatkan perhatian serius dari Lembaga karena berdasarkan penilaian pegawai, item ini menempati urutan paling rendah dengan skor 75%.

Orientasi Pembelajaran

Hasil perhitungan rating scale berdasarkan persentase skor skala likert per item untuk orientasi pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut

No Orientasi Ibadah Skor (%) Kesimpulan Rata-rata (%)
Intrepretasi Skala Likert Kriteria Penilaian
1 Item C11 86,0 Sangat sesuai Cukup 82.3
2 Item C21 81,0 Sangat sesuai Cukup
3 Item C22 68,5 Sesuai Cukup
4 Item C23 87,0 Sangat sesuai Cukup
5 Item C24 84,0 Sangat sesuai Cukup
6 Item C25 87,5 Sangat sesuai Cukup
Table 4. Skor Penilaian Orientasi Pembelajaran

Sumber : Pengolahan dari angket penelitian

Variabel orientasi pembelajaran kinerja penghimpunan harta ada 6 item yang diteliti dengan 5 opsi skor untuk nilai tertinggi yaitu 5 dan terendah adalah 1. Dengan demikian, total skor tertinggi adalah 6 x 5 = 30 (100%). Total skor terendah adalah 6 x 1 = 6 (20%). Maka didapatkan selisih antara nilai tertinggi dengan nilai terendah adalah 80%. Maka didapatkan intervalnya yaitu 80% : 2 = 40%. Penentuan kriteria penilaian dilakukan ketika interval sudah diketahui.

Menurut konsep MaP, objek vital proses pembelajaran adalah sumber daya manusia dan modal organisasi. Akal dan hati adalah unsur utamanya, akal dan hatilah yang mengkreasikan kompetensi orientasi ibadah serta kompetensi pengelolaan organisasi. Jumlah keseluruhan dari aqidah, syariah, serta akhlak termasuk kompetensi ibadah. Sementara kumulatif dari wawasan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan pendidikan adalah kompetensi pengelolaan organisasi.

Berdasarkan penilaian oleh pegawai, Lembaga telah memenuhi orientasi pembelajaran dengan cukup baik. Aspek pemenuhan kebutuhan rohani pegawai, Lembaga memiliki program rutin kajian keislaman yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali bagi para pegawai. Kegiatan ini ditujukan agar setiap pegawai memiliki akal yang sehat. Menurut Islam akal yang sehat selalu terbimbing dengan ajaran Islam (Hidayat, 2015). Dengan demikian, akal dalam kondisi sehat senantiasa sesuai dengan ajaran Islam dalam menghadapi permasalahan apa pun dan tidak mungkin menyalahinya.

Dalam memberikan pelayanan yang memiliki value bagi siswa, Lembaga secara rutin memberikan pelatihan dan pembinaan kepada seluruh pegawai baik tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan. Tenaga pendidik adalah guru, sementara tenaga kependidikan adalah staf tata usaha, pramubakti, dan petugas keamanan.

Guna meningkatkan kualitas guru dan pegawai secara umum, Lembaga juga memberikan subsidi pendidikan bagi setiap pegawai yang melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Besaran subsidi disesuaikan dengan jenjang pendidikan yang ditempuh pegawai yang bersangkutan.

Supaya meningkatnya kualitas Lembaga secara keseluruhan, Lembaga senantiasa mengadakan studi banding ke institusi pendidikan yang dinilai lebih sukses dan lebih maju daripada LPI Al Muttaqin.

Maka berdasarkan penilaian pegawai dan dibandingkan dengan konsep MaP, LPI Al Muttaqin telah berhasil memenuhi orientasi pembelajaran. Kesimpulan ini didukung oleh hasil penilaian dengan Skala Likert orientasi pembelajaran dengan skor 82,3%. LPI Al Muttaqin telah cukup memenuhi orientasi pembelajaran ketika menghimpun harta. Dari keenam item yang dijadikan indikator, item studi banding menempati urutan tertinggi dengan skor 88%. Adapun item Lembaga melibatkan pegawai dalam pengambilan keputusan menempati urutan terendah dengan skor 69%. Ini harus menjadi perhatian LPI Al Muttaqin jika LPI Al Muttaqin ingin tumbuh menjadi organisasi pembelajar.

Orientasi Harta Kekayaan

Hasil perhitungan rating scale berdasarkan persentase skor skala likert per item untuk orientasi harta kekayaan dapat dilihat pada tabel berikut:

No Orientasi Ibadah Skor (%) Kesimpulan Rata-rata (%)
Intrepretasi Skala Likert Kriteria Penilaian
1 Item E11 72,0 Sesuai Cukup 80,8
2 Item E21 73,0 Sesuai Cukup
3 Item E22 82,5 Sangat sesuai Cukup
4 Item E23 85,0 Sangat sesuai Cukup
5 Item E24 85,5 Sangat sesuai Cukup
6 Item E25 84,0 Sangat sesuai Cukup
7 Item E26 83,5 Sangat sesuai Cukup
Table 5. Skor Penilaian Orientasi Harta Kekayaan

Sumber : Pengolahan dari angket penelitian

Variabel orientasi ibadah kinerja penghimpunan harta, ada 7 item yang diteliti dengan 5 opsi skor nilai tertinggi yaitu 5 dan terendah adalah 1. Dengan demikian, total tertinggi adalah 7 x 5 = 35 (100%). Total skor terendah adalah 7 x 1 = 6 (20%). Maka didapatkan selisih antara nilai tertinggi dengan nilai terendah adalah 80%. Setelah ditetapkannya 2 kategori, maka didapatkan intervalnya yaitu 80% : 2 = 40%. Langkah selanjutnya adalah menentukan Kriteria Penilaian. Kriteria Penilaian didapat dari selisih antara persentase skor tertinggi dengan Interval. Diperoleh nilai Kriteria Penilaian sebesar 60%. Kategori Cukup bila skor lebih dari 60% dan Kategori Kurang jika skor kurang atau sama dengan 60%.

Lembaga senantiasa mengupayakan mencari sumber pendapatan lain selain SPP dalam menutup biaya operasional. Di antara bentuk keseriusan lembaga dalam hal ini adalah dengan pengembangan kantin sekolah menjadi mini market yang pembangunannya sampai dengan saat ini masih terus berlanjut. Pengembangan kantin menjadi mini market diharapkan dapat menjangkau pangsa pasar yang lebih luas dari semula hanya siswa dan warga sekolah menjadi masyarakat umum yang lebih luas lagi cakupannya sehingga ke depannya diharapkan menjadi tambahan pendapatan bagi Lembaga yang berefek positif terhadap kesejahteraan pegawai.

Berdasarkan penilaian pegawai, penggunaan dana operasional di LPI Al Muttaqin sudah cukup efektif dan efisien. Buktinya, Lembaga belum pernah mengalami kendala dalam menjalankan operasionalnya. Bahkan, Lembaga menjadikan kesejahteraan pegawai sebagai prioritas dalam penggunaan dana.

Selain menutup biaya operasional, dana yang ada digunakan investasi dan cadangan. Investasi dimaksudkan supaya harta bisa lebih berkembang di masa yang akan datang dan memenuhi unsur pengembangan harta atau wealth generation dalam tahapan manajamen harta Islam (). Bentuk investasi yang diterapkan saat ini adalah dalam bentuk deposito. Seluruh dana deposito ditempatkan di bank syariah yang telah menjalin kerja sama dengan LPI Al Muttaqin. Sejauh ini LPI Al Muttaqin berupaya semaksimal mungkin meminimalisasi penempatan deposito di bank konvensional yang masih beroperasi dengan sistem ribawi. Bentuk investasi lainnya adalah pengembangan sektor ekonomi riil seperti pembangunan mini market.

Dana cadangan dimaksudkan sebagai proteksi ketika menghadapi keadaan yang tidak diinginkan di masa yang akan datang. Dana cadangan di LPI Al Muttaqin memenuhi unsur wealth protection dalam manajamen harta Islam (Shafii et al., 2013). LPI Al Muttaqin adalah lembaga murni swasta sehingga diharapkan bisa mandiri dalam mengelola sumber daya yang ada dan bisa tetap beroperasi dalam setiap situasi dan kondisi. Dana cadangan berfungsi sebagai upaya yang dilakukan dalam rangka mengelola resiko yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.

Pengelolaan keuangan di Lembaga ini dirancang oleh Tim Keuangan yang terdiri atas Kepala Tata Usaha seluruh unit dibawah koordinator Kabag Keuangan.

Maka berdasarkan penilaian oleh pegawai, LPI Al Muttaqin telah berhasil memenuhi orientasi harta kekayaan. Kesimpulan ini didukung hasil perhitungan Skala Likert untuk orientasi harta kekayaan dengan skor 80,8%, LPI Al Muttaqin telah cukup memenuhi orientasi harta kekayaan dalam upaya penghimpunan harta. Di antara ketujuh item yang menjadi indikator, item kesejahteraan pegawai menjadi prioritas Lembaga menempati urutan paling atas dengan skor 86%. Sementara skor paling rendah adalah item sumber penghasilan selain SPP dengan skor 72%. Skor ini masih di atas angka cukup hanya saja belum maksimal. Hal ini dikarenakan selama ini LPI Al Muttaqin mengandalkan sumber pendapatan sebagaian besar dari SPP, meskipun ada pos lain selain SPP seperti katering, angkutan siswa, dan travel haji. Adapun upaya untuk memiliki sumber pendapatan selain dari SPP sampai dengan saat ini masih terus dikembangkan. Salah satu bukti keseriusan Lembaga adalah dengan mendirikan pusat perbelanjaan atau mini market.

Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan di atas, secara umum LPI Al Muttaqin telah memenuhi kinerja penghimpunan harta yang didasarkan pada maqaṣid syariah. Hal ini dibuktikan dengan skor keenam orientasi Maṣlahah Performa (MaP) yang lebih besar daripada skor batas kriteria penilaian. Kategori penilaian dalam terdiri dari dua kategori: kategori rendah dan kategori cukup. Kategori rendah apabila skor yang diperoleh lebih kecil daripada skor batas kriteria penilaian. Kategori cukup apabila skor yang diperoleh lebih besar dari skor batas kriteria penilaian. Skor batas kriteria penilaian dalam penelitian ini adalah 60%.

References

  1. Antonio, Muhammad Syafii. 2013. Asmaul Husna For Success in Business & Life. Jakarta: Tazkia Publiṣing. https://books.google.co.id/books?id=SdKVDAEACAAJ&dq=Asmaul+Husna+For+Success+in+Business+%26+Life&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjjpqbQu43sAhXVILcAHd_kDOUQ6AEwAHoECAIQAQ
  2. Antonio, Muhammad Syafii. 2013. Ensiklopedia PROLM Prophetic Leaderṣip & Management Wisdom Kearifan Profetik Menuju Sukses Dengan Seimbang Secara Finansial, Emosional, Sosial, Fisikal, Intelektual, dan Spiritual Melalui Aplikasi ṣiddiq, Amanah, Fathanah dan Tabligh. Jakarta: Tazkia Publiṣing. https://www.amazon.com/ENSIKLOPEDIA-Prophetic-Leadership-Management-Shiddiq/dp/6027540125
  3. Arianti, Diana. 2014. Implementasi Manajemen Keuangan di Lembaga Pendidikan Swasta (Studi pada Lembaga Pendidikan Islam Al-Muttaqin dan Pesantren Amanah-Muhammadiyah Kota Tasikmalaya). Tesis.
  4. Firdaus, Achmad. 2012. Maslahah Scorecard, Sistem Pengukuran Kinerja Bisnis Berbasis Maqosid ṣariah. Call For Paper Islamic Banking & Finance Conference 2012, Islamic Economy Revivalism: Between Theory and Practice, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (15 September 2012). https://www.researchgate.net/profile/Achmad_Firdaus2/publication/280713126_Maslaha_Scorecard_Sistem_Pengukuran_Kinerja_Bisnis_Berbasis_Maqosid_Shariah/links/55c1f74d08aeb28645829850.pdf
  5. Firdaus, Achmad. 2012. Pengukuran Kinerja PT. Asuransi Takaful Keluarga dengan Menggunakan Sistem Pengukuran Kinerja Maslahah Scorecard (MaSc). Call for Paper The 1st Islamic Economics and Finance Research Forum (ISEFRF), New Era of Indonesian Islamic Economics and Finance. The Indonesian Association of Islamic Economist, Bank Indonesia dan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif kasim, Pekanbaru (21-22 November 2012). https://www.researchgate.net/profile/Achmad_Firdaus2/publication/290190111_Pengukuran_Kinerja_Pt_Asuransi_Takaful_Keluarga_Dengan_Menggunakan_Sistem_Pengukuran_Kinerja_Maslahah_Scorecard_Masc/Links/5695236108ae820ff074a16e/Pengukuran-Kinerja-Pt-Asuransi-Takaful-Keluarga-Dengan-Menggunakan-Sistem-Pengukuran-Kinerja-Maslahah-Scorecard-Masc.Pdf
  6. Firdaus, Achmad. 2014. Maslahah Performa (MaP): Sistem Kinerja untuk Mewujudkan Organisasi Berkemaslahatan. Yogyakarta: Deepublish. https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=IoSYDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=Maslahah+Performa+(MaP):+Sistem+Kinerja+untuk+Mewujudkan+Organisasi+Berkemaslahatan&ots=Td-_YZlqNa&sig=KdYW1L9jEAKZ02Ydeepr1sXnIqc&redir_esc=y#v=onepage&q=Maslahah%20Performa%20(MaP)%3A%20Sistem%20Kinerja%20untuk%20Mewujudkan%20Organisasi%20Berkemaslahatan&f=false
  7. Firdaus, Achmad dan Nurizal Ismail. 2014. Using Maslahah Performa as Wealth Management System. Thematic Workṣop on Al-Mal: Philosophy and Its Application in Islamic Perspective. Islamic Research and Training Institute (IRTI/IDB) Jeddah and Universiti Kebangsaan Malaysia, Selangor (8-10 December 2014). Https://Www.Researchgate.Net/Profile/Achmad_Firdaus2/Publication/280713250_Thematic_Workshop_On_Al-Mal_Philosophy_And_Its_Application_In_Islamic_Perspective_Using_Maslahah_Performa_As_Wealth_Management_System/Links/55c1fde608aeb2864582a914.Pdf
  8. Hidayat, Arif. 2015. Al-Maqaṣid Asy-Syariah (Tujuan Syariat). Majalah Fikih Islam Hujjah Edisi 1 Volume 1 Januari 2015/Rabi’ul Awwal 1436 H.
  9. Perwataatmadja, Karnaen A. 1996. Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia. Depok: Usaha Kami. https://books.google.co.id/books?id=VlJTAgAACAAJ&dq=Membumikan+Ekonomi+Islam+di+Indonesia&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjgzaOxv43sAhXc7XMBHUn8BU4Q6AEwAHoECAEQAQ
  10. Pramesti, Getut. 2014. Kupas Tuntas Data Penelitian dengan SPSS 22. Jakarta: P. T. Elex Media Komputindo. https://books.google.co.id/books?id=HpJuDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=Kupas+Tuntas+Data+Penelitian+dengan+SPSS+22&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwieuPnJv43sAhWLILcAHeEeCKgQ6AEwAHoECAIQAg#v=onepage&q=Kupas%20Tuntas%20Data%20Penelitian%20dengan%20SPSS%2022&f=false
  11. Qal’ahji, Muhammad Rowwas. 2011. Panduan Ekonomi Syariah Teori & Praktek. Jakarta: IEC Azzahra
  12. Qardawi, Yusuf. 2004. Hukum Zakat. Bogor: Pustaka Litera AntarNusa (Terjemahan).https://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:Uj-eojZ3oG0J:scholar.google.com/+Hukum+Zakat&hl=id&as_sdt=0,5
  13. Setiyawati, Antari. 2009. Studi Kepuasan Pelanggan untuk Mencapai Kepuasan Pelanggan Studi Kasus pada Konsumen Toko Bangunan Bangun Rejeki Semarang. Tesis
  14. Shafii, Zurina, Zarinah Yusoff, dan ṣahizan Md. Noh. 2013. Islamic Financial Planning and Wealth Management. Kuala Lumpur: IBFIM
  15. Suryatman, Dede. 2014. Model Lembaga Pendidikan Islam “Al Muttaqin Tasikmalaya” dalam Pembentukan Kepribadian Generasi Penerus. Yogyakarta: Deepubliṣ. https://www.academia.edu/download/31388939/5_Penanaman_Nilai.pdf